Berpidato dengan Intonasi yang Tepat dan Artikulasi serta Volume Suara yang Jelas


Materi Ajar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : IX/ 2

Standar Kompetensi

Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi
                   
Kompetensi Dasar
Berpidato/berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran  siswa mampu :
menyusun garis besar kerangka pidato/ceramah/khotbah dengan sistematika yang tepat.
berpidato/ berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas.

Berpidato/Berceramah/Berkhotbah
Dengan Intonasi yang Tepat Dan Artikulasi Serta Volume Suara yang Jelas

Persiapan Berpidato
Kemampuan berpidato bukan warisan biologis. “Memang benar ada orang yang dikaruniai bakat berpidato meski jumlahnya tidak banyak. Namun berbekal bakat saja tanpa belajar dan berlatih orang tak mungkin dapat berpidato dengan baik. Sebaliknya meskpun tanpa bakat kalau orang mau belajar dan berlatih ia pasti dapat melakukannya. Dengan kata lain, belajar dan berlatih itulah yang menentukan, bukan bakat.” (Asrul Wiyanto, Terampil Pidato, Grasindo Jakarta 2001, hal. 2).
Kamu pun dapat menjadi seorang yang handal dalam berpidato asalkan mau belajar dan rajin berlatih. Berikut adalah hal-hal yang dapat kamu pelajari sebagai bekal untuk berlatih berpidato/ berceramah/berkhotbah seperti menyiapkan garis besar materi pidato/ceramah/ khotbah dan menyampaikannya dengan intonasi yang benar dan volume yang jelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika tampil berpidato :

  • Persiapan yang memadai

Lakukan persiapan yang meliputi: persiapan diri, kesehatan jasmani rohani, rumuskan tujuan berpdato, kenali topik untuk persiapan materi yang akan disampaikan, cari, pahami, dan sortir informasi yang diperlukan, informasi tentang calon pendengar, buat rancangan/kerangka teks pdato.
Kecakapan berbicara

  • Lakukan pelatihan yang meliputi:


  1. olah suara meliputi vokal, volume, nada, penekanan, dan irama 
  2. olah/gerak tubuh yang mendukung penampilan, meliputi gerak mata dan tangan, atau gerak leher serta bahu yang dapat menggambarkan ekspresi pembcara.
  3. Keterampilan pendukung


  • Lakukan upaya memiliki keterampilan pendukung antara lain keahlian mengendalikan emosi, konsentrasi, berpikir spontan, menumbuhkan kharisma, dan memahami situasi.


Persiapan-persiapan tersebut akan menentukan berhasil tidaknya seseorang berpidato. Pembicara yang kurang persiapan tentu akan mengalami kegagalan dalam berbicara. Pembelajaran ini masih berkaitan erat dengan pembelajaran

Menyusun Garis Besar Kerangka Pidato/Ceramah/Khotbah
Sebelum berpidato, terlebih dahulu kita membuat rancangan isi pidato. Rancangan itu akan teratur apabila kita mau menuliskan bagain-bagian teks pidato secara cermat dan sistematis. Apabila kita mengamati secara cermat teks pidato tersebut, kita akan mendapatkan bagian-bagian naskah pidato. Secara umum naskah pidato terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Untuk itu, sebaiknya kita mengetahui dahulu peristiwa yang melingkupi pidato. Apabila peristiwa yang melatarbelakangi pidato adalah perpisahan sekolah, kamu dapat menyusun bagian naskah pidato seperti berikut.

Pidato Perpisahan
Pembukaan
Poin utama         : Ucapan terima kasih dan selamat
Salam         : kepada para tamu undangan, semua yang hadir
Isi
Alasan perayaan : Penjelasan singkat mengapa perpisahan diadakan
Masa lampau : Pembeberan singkat selama bersekolah, penjabaran ucapan terima kasih.
                  Berikan pengalaman yang unik untuk menyegarkan suasana
Harapan           : Tetap berprestas, ilmu yang bermanfaat dan menjaga nama baik sekolah
Penutup         :   Ungkapan mohon maaf



Ungkapan menarik dalam pidato

Hal yang amat menarik perhatian manusia adalah hal yang berkaitan dengan “aku”. Kalian dapat menceritakan tentang sekolah kalian yang terkenal, lingkungan sekolah yang bersih, prestasi-prestasi sekolah, dan lainlain. Cara ini akan terlihat lebih menarik jika dibandingkan dengan pembicara yang selalu menceritakan dirinya sendiri sehingga terkesan sombong. Selain disampaikan dengan menggunakan intonasi yang tepat, artikulasi, dan volume yang jelas, pidato perlu disampaikan dengan bahasa yang menarik. Hal ini bertujuan agar pendengar merasa asyik dan tidak merasa bosan mendengarkan pidato. Keasyikan pendengar bermula dari adanya rasa tertarik. Oleh karena itu, pembicara harus berusaha memunculkan hal-hal yang menarik perhatian pendengar (Humor)
Humor sebaiknya bersifat baru (segar) dan disampaikan dengan bahasa yang sopan, tidak kasar, dan tidak menyinggung perasaan pendengar. Dalam penyampaian humor, kalian harus memperhatikan tempat, waktu, situasi, sasaran, dan cara melontarkannya.

Kalian perlu menghindari hal-hal berikut ini agar sebuah pidato dapat terlaksana dengan baik dan mampu memberi kesan kepada pendengar.

  • Jangan datang terlambat.
  • Jangan berpakaian sekenanya. Sesuaikanlah dengan jenis acara, tempat, dan waktu.
  • Jangan membuka pidato dengan permintaan maaf karena belum siap.
  • Jangan berdiri seperti patung. Gunakanlah anggota tubuh kalian untuk memperjelas maksud pidato kalian.
  • Jangan berbicara kasar dan porno.
  • Jangan berbicara monoton. Gunakan perubahan intonasi suara artikulasi dan penjedaan yang baik.
  • Jangan terlalu sering menggunakan bentuk tegun. Bentuk tegun berupa ucapan “e” atau diam terlalu lama.
  • Jangan terlalu lama berpidato hingga lupa waktu.
Contoh Pidato




Contoh teks pidato

Bapak kepala sekolah yang saya hormati.
Bapak /Ibu Guru yang saya hormati.
Para undangan yang saya muliakan, dan para siswa SMP Negeri 2 Surabaya yang saya cintai.
Assalamualaikum wr. wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Hanya dengan rahmat-Nya semata, pada hari ini kita dapat melaksanakan acara pelepasan siswa-siswa kelas 3 SMP Negeri 2 Surabaya tahun 2008. Tak lupa saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mewakili teman-teman kelas IX yang akan meninggalkan sekolah ini.
Tidak terasa tiga tahun telah berlalu. Suka dan duka telah kami alami di sekolah ini. Hari ini, tanggal 12 Juli 2008, kita mengadakan perpisahan kelas IX. Acara ini sangat bermakna bagi kami para siswa kelas 3 yang akan meninggalkan sekolah yang kami cintai ini. Pada kesempatan yang baik inilah kami atas nama teman-teman mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami menyelesaikan satu tahap jenjang pendidikan di sekolah ini. Mudah-mudahan ilmu yang telah Bapak Ibu berikan kepada kami bermanfaat bagi kami semua. Demikian juga, kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah ikhlas membimbing dan membesarkan kami sehingga kami dapat mendapat pendidikan yang utuh.
Selain itu, pada kesempatan ini, kami juga mohon maaf dari pada kesalahan yang kami perbuat kepada Bapak dan Ibu Guru. Kami yakin kesalahan itu tak terhitung. Kami tahu kekecewaan sering Bapak Ibu alami karena perbuatan kami. Untuk itu semua, sekali lagi kami mohon maaf. Kami tahu perjalanan kami masih panjang. Onak dan duri akan banyak kami lewati dalam perjalanan kami selanjutnya. Untuk itu, kami berharap doa dari Bapak Ibu Guru semuanya, agar kami dapat menapaki bagian-bagian hidup kami pada sekolahan yang lebih tinggi dengan selamat. Kami ingin mewujudkan cita-cita kami dengan iringan doa para Ibu dan Bapak Guru serta doa orang tua kami.
Kepada teman-teman yang saya cintai….
Marilah kita jaga nama baik daripada sekolah kita ini sampai ke tingkat yang lebih tinggi. Mari kita jaga nama baik sekolah kita ini dengan berprestasi yang lebih baik. Kebersamaan kita selama tiga tahun ini sangat bermakna bagi kita. Mudah-mudahan tidak cuma begitu saja setelah berpisah.
Demikianlah hal-hal yang dapat kami sampaikan pada acara perpisahan ini. Apabila ada tutur kata yang tidak benar atau bahkan menyinggung perasaan hadirin, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum w.w.,

Metode Berpidato
Metode impromptu
Impromptu atau mendadak adalah metode pidato yang dilakukan secara tiba-tiba tanpa adanya persiapan sama sekali. Isi pembicaraan sebaiknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melatari pertemuan tersebut.
Metode ekstemporan
Metode ekstemporan dilakukan tanpa adanya naskah pidato, akan tetapi pembicara masih mempunyai kesempatan untuk membuat kerangka isi pidato. Metode ini sering digunakan oleh pembicara yang sudah berpengalaman. Dengan metode ini suasana antara pembicara dengan benar dapat terjadi komunikasi yang baik.
Metode membaca naskah
Metode membaca naskah biasanya dilakukan untuk menyampaikan pernyataan-pernyataan resmi: pidato kenegaraan, pidato sambutan peringatan hari besar nasional, dan lain-lain.
Metode menghafal
Dalam metode ini pembicara memiliki waktu yang cukup untuk merencanakan, membuat naskah, dan menghafalkan naskah. Seseorang dapat menjadi orator andal melalui proses yang panjang.

Kemahiran berpidato tidak datang begitu saja dimiliki. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat menjadi ahli pidato. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:
memiliki keberanian dan tekad yang kuat.
memiliki pengetahuan yang luas.
memahami proses komunikasi massa.
menguasai bahasa yang baik dan lancar.

Berceramah tak jauh berbeda dengan berpidato atau bentukbentuk penyajian lisan yang lain. Satu hal yang sedikit membedakan antara keduanya adalah pada ceramah tujuannya lebih fokus pada penjelasan atau penyampaian informasi yang sebelumnya belum diketahui oleh pendengarnya. Jadi, pada ceramah, benar-benar pendengarnya belum tahu dan sangat membutuhkan informasi yang diceramahkan, sedangkan pada pidato terkesan sekadar melengkapi acara dan isi pidatonya kadang diabaikan oleh pendengarnya.




Slide (Power Point) unduh di sini

Sumber:
Haryati, Nas, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawuiyah  Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Maryati dan Sutopo.2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Suwandi, Sarwiji dan Sutarmo. 2008.  Bahasa Indonesia 3:Bahasa Kebanggaanku untuk SMP/MTs Kelas IX.Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Wiyanto, Asrul. 2001.Terampil Pidato. Jakarta: Grasindo.



0 Response to "Berpidato dengan Intonasi yang Tepat dan Artikulasi serta Volume Suara yang Jelas "