Keutamaan Membaca Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW


Keutamaan Bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW
Di bawah ini kami ketengahkan dengan ringkas sejumlah manfaat yang bisa didapat dari shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad ‘alaihi afdhalush shalati wassalam yang banyak disebut oleh para ulama, khususnya Allamah Ibnu-Qayyim dan Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Haitsamy:
  1. Mematuhi perintah Allah SWT.
  2. Bershalawat kepada Nabi SAW. Adalah sesuai dengan perintah Allah SWT (di dalam Al-Quran), meskipun berdeda maksa antara shalawat yang dari kita (umat Nabi Muhammad SAW.) dan shalawat yang dari Allah SWT. Shalawat yang dari kita berarti doa dan permohonan, sedangkan shalawat yang dari Allah SWT berarti pujian dan pemuliaan.
  3. Sesuai dengan yang dilakukan oleh para malaikat.
  4. Orang yang bershalawat satu kali mendapat balasan sepuluh shalawat dari Allah SWT.
  5. Orang yang bershalawat beroleh peningkatan derajat sepuluh kali.
  6. Baginya dicatat sepuluh kebajikan.
  7. Dihapus sepuluh amal keburukannya.
  8. Doanya dapat diharap akan terkabul, karena shalawat akan memanjatkan doanya dan menghadapkannya kepada Allah Rabbul’alamin. Sebelum orang yang berdoa bershalawat lebih dahulu, doanya berhenti terkatung – katung di antara bumi dan langit.
  9. Dapat menjadi sarana untuk mendapat syafaat Nabi SAW. Jika shalawat itu disertakan doa mohon wasilah  atau diucapkan tersendiri.
  10. shalawat merupakan sarana untuk beroleh ampunan dosa.
  11. Shalawat juga merupakan sarana bagi hamba Allah SWT untuk beroleh pertolongan – Nya agar tercukupi keperluannya.
  12. Shalawat juga merupakan sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Pada Hari Kiamat.
  13. Berfungsi sebagai sedekah bagi irang yang kesulitan hidup.
  14. Shalawat juga merupakan sarana untuk beroleh pertolongan Allah SWT agar tercukupi kebutuhan – kebutuhannya.
  15. Shalawat juga merupakan sarana untuk mendapat rahmat Allah SWT dan doa malaikat.
  16. Shalawat berfungsi sebagai zakat dan thaharah.
  17. Shalawat merupakan sarana yang mendatangkan kabar gembira (tabsyir) bagi hamba Allah SWT sebelum wafat, bahwa ia akan masuk surge. (Demikianlah disebut oleh Al – Hafidz Abu musa, berikut hadisnya, di dalam kitab yang ditulisny).
  18. Shalawat juga merupakan sarana yang dapat menghindarkan hamba Allah SWT dari ketakutan hebat pada Hari Kiamat. (didalam kitabnya pula).
  19. Slahawat dan salam merupakan sebab untuk mendapat balasan jawaban yang sama dari Nabi SAW.
  20. Shalawatan juga merupakan sarana bagi Hamba Allah SWT untuk dapat mengingat kembali hal –hal yang terlupakan.
  21. Shalawat juga merupakan sarana bagi terwujudnya suasana yang baik di dalam suatu majelis (pertemuan). Selain itu shalawat juga akan meniadakan perasaan menyesal pada Hari Kiamat.
  22. Shalawat juga merupakan sarana untuk terhindar dari kemelaratan.
  23. Pada saat – saat seorang hamba Allah SWT teringat kepada Nabi SAW lalu segera mengucapkan shalawat dan salam kepada Beliau, ia akan terjauh dari watak kikir.
  24. Orang yang menderita kehinaan karena tidak mengucapkan shalawat dan salam pada saat mendengar nama Nabi SAW disebut – sebut, penderitaannya itu akan dapat disingkirkan dengan jalan banyak – banyak bershalawat kepada Rasulullah SAW.
  25. Shalawat akan mengantarkan orang yang selalu mengucapkannya ke surga, sedangkan orang yang meninggalkan shalawat ia akan tersesatkan dari jalan ke surga.
  26. Shalawat akan menyelamatkan kepengapan suatu majelis (pertemuan) yang di dalamnya tak disebut – sebut Allah dan Rasul-Nya, atau majelis yang di dalamnya tidak terdengar suara yang berpuji syukur kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
  27. Shalawat merupakan sebab bagi timbulnya pancaran sinar cahaya pada saat hamba Allah SWT yang selalu mengucapkannya sedang berjalan di atas. (Hal itu dikemukakan juga oleh Abu Musa dan lain – lain.)
  28. Shalawat merupakan kesempurnaan kalam (khutbah dan lain sebagainya) yang diawali dengan puji syukur kepada Allah SWT dan shalawat kepada Rasul-Nya.
  29. Shalawat juga merupakan sarana bagi seorang untuk meninggalkan wataknya yang bengis.
  30. Shalawat juga merupakan sarana melestarikan pujian baik dari Allah SWT kepada hamba-Nya di kalangan para penghuni langit dan bumi. Sebab, orang yang bershalawat berarti ia dan memuliakan Beliau. Karena shalawat itu merupakan amal yang baik, maka sudah tentu orang yang mengamalkannya beroleh ganjaran pahala yang sama.
  31. Shalawat juga merupakan sarana bagi yang mengucapkannya untuk memperoleh berkah, baik dalam hal amal kebajikannya maupun dalam hal usianya. Bahkan juga merupakan sebab  untuk memperoleh kepentingan – kepentingannya. Sebab, orang yang mengucapkan shalawat berarti ia berdoa mohon kepada Allah SWT, Tuhannya, agar Allah SWT berkenan melimpahkan berkah kepada Rasul-Nya beserta segenap keluarga Beliau. Doa seperti itu adalah mustajab (terkabul) dan orang yang berdoa pasti beroleh balasan yang sama.
  32. Shalawat juga merupakan sarana untuk memperoleh rahmat Allah SWT. Berbagi pendapat mengenai “rahmat” di kalangan sebagian ulama, tetapi pendapat yang pasti benar ialah bahwa orang yang mengucapkan shalawat beroleh rahmat.
  33. Shalawat juga merupakan sarana untuk mengabdikan kecintaan kepada Rasulullah SAW. , bahkan untuk menambah dan melipatgandakannya. Itu merupakan salah satu ikatan keimanan yang tanpa itu (ucapan shalawat dan salam kepada Nabi SAW.) tidak lengkap. Seorang hamba Allah SWT itu tertarik kepadanya; tentu semuanya itu akan melipatgandakan kecintaan dan menambah kerinduannya kepada orang yang dicintainya, sehingga kecintaannya itu sungguh – sungguh menguasai seluruh isi hatinya. Sebaliknya, jika ia merasa tidak perlu mengingat atau menyebut-nyebut orang yang dicintainya, tidak mau menghadirkannya di dalam hati dan pikiran; tentu kecintaannya di dalam hati berkurang. Bagi orang yang mencintai sesuatu tidak ada yang lebih menyenangkan hatinya dari apda melihat sesatu yang dicintainya. Dan tidak ada yang disukai selain menyebut dan mengingat serta mengenang kebaikan – kebaikan pihak yang dicintainya. Jika perasaan demikian itu makin kuat berakar di dalam hati, tentu akan meluncur dari ujung lidahnya berbagai kata pujian. Bertambah dan berkurangnya pujian itu tergantung pada bertambah dan berkurangnya kecintaan yang bersemayam di dalam hati. Damal hal itu perasaanlah yang menjadi saksi.
  34. Shalawat kepada Nabi SAW. adalah sarana untuk menumbuhkan kecintaan Beliau kepada orang yang bershalawat. Jika demikian halnya maka semakin banyaknya shalawat diucapkan oleh seseorang tentu semakin besar pula kecintaan Nabi SAW. kepadanya.
  35. Shalawat juga merupakan sarana bagi turunnya hidayat kepada hamba Allah SWT yang mengucapkannya dan sarana pula untuk menghidupkan hati serta perasaannya. Oleh karena itu semakin banyak ia mengucapkan shalawat, hati dan perasaannya tentu semakin kuat dikuasai oleh kecintaan kepada Beliau. Dengan demikian, di dalam hatinya tidak terdapat sekelumit pun keinginan untuk menentang perintah dan ajaran- jaran Beliau. Bahkan sebaliknya, semua perintah dan ajaran – ajarannya Beliau akan tergores dan terpateri di dalam hatinya, selagi ia dalam keadaan bagaimanapun selalu mengucapkannya. Ia akan meraih hidayat, keberuntungan dan berbagai pengetahuan tentang rahasia agama. Makin tajam pandangan mata hatinya serta makin kuat dan mendalam ma’rifat serta pengertiannya mengenai hal itu, tentu akan semakin sering dan lebih banyak lagi mengucapkan shalawat  kepada Nabi SAW.
  36. Shalawat itulah yang menjadi sebab dikemukakannya nama orang berzikir mengucapkannya ke hadapan Nabi SAW. Yaitu sebagaimana yang Beliau SAW. nyatakan sendiri, “shalawat kalian akan dihadapan kepadaku.”  Dan sesuai pula dengan pernyataan Beliau yang menegaskan, “Di pusaraku Allah menugasi sejumah malaikat untuk menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” Cukuplah bagi hamba Allah SWT mendapat kemuliaan disebut namanya di hadapan Rasulullah SAW.
  37. Shalawat pun merupakan sarana bagi hamba Allah SWT untuk dapat berjalan mantap di atas shirath hingga terlewatinya dengan selamat. Sebuah hadist dari Abdurrahman bin Samrah yang diturunkan ileh Sa’id bin Al – Musayyab, mengenai soal mimpinya Nabi SAW., sebagai berikut “kulihat seorang dari umatku berjalan di atas shirath, kadang merangkak – rangkak dan kadang bergelantung, kemudia datanglah shalawat (yang diucapkannya  dahulu ketika hidup di dunia) lalu mebangunkannya hingga dapat berdiri dan berjalan dengan kakinya, lalu ia diselamatkan oleh shalawatnya.”  (diriwayatkan oleh Abu Musa Al – Madiny di dalam AT – Tarhib Wat – Tarhib, sebagai hadits hasan jiddan (amat baik).
  38. Shalawat kepada Nadi SAW. adalah penunaian kewajiban yang paling sedikit atas hak Allah SWT dan berbagai ni’mat yang dikaruniakan kepada kita dan yang memang wajib kita syukuri. Padahal sebenarnya yang wjib kita syukuri tidak terhitung banyaknya. Kita tidak sanggup menghitungnya, tidak berkeinginan dan tidak berhasrat untuk mengetahui beberapa jumlah seluruhnya. Namun, Allah SWT ridha menerima dari hamba – hamba-Nya sedikut syukur sebagai kewajiban yang harus ditunaikan.
  39. Di dalam shalawat kepada Nabi SAW. tercakup dzikrullah (mengingat – menyebut keagungan-Nya), dzikru-Rasulihi (mengingat, menyebut Rasul-Nya), dan permohonan kepada-Nya. Dengan shalawat kepada Nabi SAW., maka Allah SWT akan memberi ganjaran pahala kepada hamba yang berhak menerimanya. Sebagaimana telah kita sadari, bahwa Allah SWT memperkenalkan kepada kita Asma-Nya, Sifat – sifat-Nya; dan telah pula menunjukkan kepada kita jalan apa yayng haris kita tempuh untuk memperoleh keridhaan-Nya. Juga Allah SWT telah memberi pengertian kepada kita tentang apa yang akan kita peroleh setelah kita sampai dan menghadapkan diri kepada-Nya. Semuanya itu tercakup pula didalam semua segi keimanan. Bahkan tercakup pula didalam ikrar tentang pengangkatan Rasul-Nya, tentang tashdiq (pembenaran)-Nya, tentang pemberitahuan semuanya itu kepada hamba – hamba-Nya dan tentang kecintaan-Nya kepada Rasul SAW. yang diutus oleh-Nya menyampaikan kebenaran agama-Nya kepada umat manusia. Tak diragukan lagi bahwa semuanya itu adalah pokok – pokok keimanan. Shalawat kepada Nabi SAW . juga mencakup pengertian seorang hamba mengenai hal – hal tersebut, termasuk tashdiq-Nya (pengakuannya atas kebenaran sebagai Nabi dan Rasul utusan Allah)dan kecintaannya kepada Beliau. Dengan demikian maka ucapan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. termasuk maka ucapan shalawat kepada Nabi Muhammad termasuk alaman yang lebih utama.


Dikutip dari kitab Magnatis karya Abdurrahman bin Syiekh Al-Athas


0 Response to "Keutamaan Membaca Sholawat Kepada Nabi Muhammad SAW"