Mengomentari Kutipan Novel Remaja


Mengomentari Kutipan Novel Remaja

Berbagai bacaan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa macam bergantung kepada sudut pandang pengklasifikasiannya. Ada bacaan yang berupa majalah, seperti Kawanku, Hai, Gadis, Fit, dan Komputer Aktif. Ada surat kabar, seperti Kompas, Republika, Suara Pembaharuan, Media Indonesia, dan Jakarta Post. Di samping itu, kita juga dapat melihat novel dalam satu kelompok yang lain. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Si Dul Anak Jakarta, dan lainnya. Tentu kamu telah berpengalaman membaca berbagai bentuk bacaan tersebut. Pastilah pula kamu mengetahui bahwa setiap kelompok bacaan memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh kelompok bacaan lainnya. Ciri-ciri itu menjadi sangat penting diketahui ketika kita harus memberikan komentar terhadapnya.
Sekarang jika kamu diminta untuk memberikan komentar terhadap sesuatu, misalnya novel, apa yang seharusnya kamu lakukan? Tentulah kamu harus membaca lebih dahulu novel tersebut; bahkan mungkin tidak cukup sekali membacanya. Dalam membaca novel kita dapat menemukan unsur-unsur yang membangunnya secara internal, yang dikenal sebagai unsur intrinsik, seperti tema, alur, penokohan, latar, serta amanat. Di samping itu, kita dapat menemukan keunikan novel tersebut bila dibandingkan dengan novel lainnya, baik yang tersirat di dalamnya maupun yang tersurat dalam narasi. Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi mengomentari kutipan novel yang dibaca adalah (1) mengenali pemaparan isi novel dan (2) menulis komentar terhadap novel.

Mengenali Pemaparan Isi Novel

Apa perbedaan buku ilmiah, ilmiah populer, dan novel? Kesemua buku tersebut memiliki ciri yang berbeda, yakni bukan hanya pada penampilan sampul dan judulnya namun lebih pada teknik pemaparannya. Demikian juga antara Harry Potter, Lima Sekawan, atau novel remaja Philo Phobia, Aprodaed, dan Luv Me pastilah memiliki perbedaan dalam model pemaparannya.
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, berikut ini disajikan judul bab per bab. Meskipun demikian, dari sajian judul bab itu kita dapat menggambarkan isi buku tersebut secara global.

Harry Potter 1 Batu Bertuah Lima Sekawan Nyaris Terjebak
BAB I Anak laki-laki yang Bertahan Hidup
BAB II Kaca Yang Lenyap
Bab III Surat Dari Entah Siapa
BAB IV Si Pemegang Kunci
BAB V Diagon Alley
BAB VI Perjalanan dari Peron Sembilan Tiga Perempat
BAB VII Topi Seleksi
BAB VIII Ahli Ramuan
BAB IX Duel Tengah Malam
BAB X Quidditch
BAB XI Cermin Tarsah
BAB XII Nicolas Flamel
BAB XIII Norbert Si Naga Punggung Bersirip Norwegia
BAB XIV Hutan Terlarang
BAB XV Menembus Pintu Jebakan
BAB XVI Laki-laki Dengan Dua Wajah

1. Menyusun Rencana Liburan

Berangkat Kemah Pertama, Lima Tambah Satu, Kejadian-kejadian Aneh Cerita Richard yang Aneh, Sekarang Bagaimana?, Di Bawah Sinar Bulan Owl’s Dene di Atas Owl’s Hill, Terjebak!, ulian Menyelidik, Rahasia Aneh Roocky Marah, Terkurung!, Aggie dan Si Bongkok, Julian Dapat Akal, Cari Richard!, Pengalaman Richard, Ruang Rahasia, Akhir yang Menegangkan
Jika kamu pernah membaca buku aslinya, sekarang coba temukan perbedaan yang menonjol di antara keduanya. Benar, pada Harry Potter, umur tokohnya bertambah, sedangkan pada Lima Sekawan, umur tokohnya tetap. Itu merupakan sebagian dari perbedaan dua buah buku. Nah, semakin rajin membaca buku yang beragam, semakin banyak pula perbedaan yang kamu temukan. Bagaimana pengarang membagi isi novel? Amati judul-judul bab dalam novel di atas! Apa hubungan judul bab dalam novel tersebut dengan judul novel tersebut? Apa gunanya judul bab tersebut dalam upaya memahami isi novel?


2. Menulis Komentar terhadap Novel

Dalam pembelajaran kali ini sebaiknya ada seorang temanmu yang membacakan sebagian (fragmen) dari sebuah novel remaja. Sementara itu, kamu dan yang lainnya memperhatikan. Setelah mendengarkan dengan cermat, buatlah komentar terhadap novel yang baru saja kamu dengarkan. Dalam memberikan komentar kamu boleh memberikan tanggapan terhadap alur, tokoh, latar, dan pesan cerita. Kamu juga dapat mengomentari teknik pemaparan atau apa saja yang paling menggelitik.
Baiklah, untuk memberikan gambaran yang konkret, berikut ini disajikan contoh komentar terhadap buku Harry Potter.

Harry Potter
Hermione Granger, Ron Weasley, dan Harry Potter dilukiskan merasa sedih apabila libur sekolah tiba. Sekolah Hogwarts, tempat ketiga anak itu belajar, memang merupakan dunia yang mengasyikkan bagi mereka. Mereka belajar ilmu “fisika” dan “kimia” lewat percobaan-percobaan di kelas yang menakjubkan. Ada ramuan Polijus, ada efek Mantra Balik, dan pelbagai pengalaman nyata yang memperkaya batin mereka. Bahkan, di sekolah itu, buku-buku pun dihidupkan sedemikian rupa sehingga membuat para siswa, terutama Hermione, keranjingan membaca. Rowling, pencipta karakter tiga sosok remaja yang menjadi pemeran penting dalam novel gatasi Harry Potter, seperti ingin menyindir sekolah-sekolah masa kini yang cenderung membosankan. Sekolah-sekolah masa kini sudah kehilangan “sihir”-nya. Di “Dunia Harry Potter”, Rowling memang membawa para pembacanya untuk memasuki alam khayal, alam yang
penuh dengan keajaiban akibat sihir. Namun, bukankah sebenarnya ilmu-ilmu yang dipelajari di sekolah-sekolah fisika, kima, biologi, bahasa, sejarah, matematika, dan lain-lain penuh dengan keajaiban?
Semua ilmu, sesungguhnya, senantiasa membawa hal-hal baru kepada para penuntut ilmu. Inilah keajaibannya. Tidak ada ilmu yang tidak layak dipelajari bagi seorang sisiwa yang baru naik ke jenjang sekolah barunya. Ilmu apa pun yang bersifat mencahayai akan memperluas wawasan dan memperkaya prespektif. Namun, mengapa, seolah-olah, belajar ilmu yang baru di sekolah itu kini menjadi sesuatu yang tampak sepertinya membosankan dan tak membangkitkan gairah, baik yang mengajarkan maupun yang diajar?
Saya tertarik membaca novel fantasi Harry Potter lantaran kisah-kisah yang dirangkai Rowling berhasil membangkitkan imajinasi saya, terutama, berkaitan dengan sekolah. Beredarnya karya Rowling ke Indonesia hampir bersamaan dengan beredarnya pelbagai buku yang berisi revolusi pembelajaran di sekolah. Revolusi pembelajaran itu rata-rata menawarkan alternatif baru dalam belajar, terutama berkaitan dengan metode belajar, yang membuat suasana belajar dapat dilangsungkan secara meriah dan menggairahkan. Tak cuma itu. Metode-metode baru belajar itu pun mengklaim dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran karena metode belajar yang ditawarkan tersebut disesuaikan dengan bagaimana seharusnya otak bekerja. Nah, ternyata dalam memberikan komentar bisa apa saja dituliskan. Faktor imajinasi yang paling menggelitik juga dapat disajikan. Tentunya, kamu juga bisa menuliskan komentar terhadap novel remaja yang pernah kamu baca. Sekarang berikanlah komentar seperti contoh di depan terhadap novel yang kamu baca!


EVALUASI
Kerjakan perintah berikut!

  1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang per kelompok! 
  2. Selanjutnya, bacalah penggalan novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berikut! Temukan alur, perwatakan, dan latarnya!
  3. Jelaskan bagaimana unsur-unsur itu dibangun oleh pengarangnya!

Ronggeng Dukuh Paruk

Tak mengetahui aku membuntutinya, Srintil terus berjalan. Langkahnya berkelok menghindari tonggak-tonggak nisan, atau pohon kamboja yang tumbuh rapat. Setelah berbelok ke kiri, langkah Srintil lurus menuju cungkup makam Ki Secamenggala. Kulihat Srintil jongkok, menaruh sesaji di depan pintu makam. Ketika bangkit dan berbalik, ronggeng itu terperanjat. Aku berdiri hanya dua langkah di depannya.
“He, kau, Rasus?”
“Aku mengikutimu.”
“Aku disuruh Nyai Kartareja menaruh sesaji itu. Bukankah malam nanti….”
“Cukup! Aku sudah tahu malam nanti kau harus menempuh bukak-klambu,” aku memotong cepat. Habis berkata demikian aku melangkah pergi. Tetapi Srintil menarik bajuku.
“Rasus, hendak ke mana kau?”
“Pulang.”
“Jangan dulu. Jangan merajuk seperti itu. Kita bisa duduk-duduk sebentar di sini.” Ternyata aku tak menolak ketika Srintil membimbingku duduk di akar beringin…. Tetapi baik. Srintil maupun aku lebih suka membungkam mulut. Mestilah ronggeng kecil itu merasa sedang menghadapi seorang anak laki-laki yang akan mengalami kekecewaan. Srintil pasti tahu aku menyukainya. Jadi dia tahu pula bahwa malam bukak-klambu baginya menjadi sesuatu yang sangat kubenci. Hanya itu. Atau, apakah aku harus mengatakan secara jujur bahwa Srintil lebih kuhormati daripada kecintaan? Tidak. aku tak punya keberanian mengatakan hal itu kepadanya. Maka biarlah Srintil tetap pada pengertiannya tentang diriku secara tidak lengkap. Seekor serangga kecil akhirnya membuka jalan bagi permulaan percakapan kami. Nyamuk belirik hinggap di pipi Srintil. Perutnya menggantung penuh darah.
“Srin, tepuk pipimu yang kanan. Ada nyamuk.”
“Aku tak dapat melihatnya.”
“Tentu saja. Tetapi tepuklah pipi kananmu agak ke atas pasti kena.”
“Tidak mau. Engkau yang harus menepuknya.”
“Tanganku kotor.”

Power Point Novel unduh di Sini


0 Response to "Mengomentari Kutipan Novel Remaja"