Menanggapi Laporan
Jenis-jenis laporan dan contoh laporan
Laporan adalah kegiatan menyampaikan apa yang telah dilaksanakan
Jenis-jenis laporan :
- Laporan perjalanan
- Laporan kegiatan
- Laporan pengamatan
- Laporan wawancara
- Laporan peristiwa
- Laporan penelitian
Contoh Laporan Perjalanan
Di dermaga, ratusan warga telah menunggu kedatangansatu-satunya kapal penumpang yang melayani jalur Gresik- Bawean itu. Mereka umumnya adalah warga yang menjemput sanak kerabatnya yang pulang dari merantau. Pulau Bawean terletak di Laut Jawa dan secara administrative masuk wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau yang terdiri atas dua kecamatan, Sangkapura dan Tambak ini sungguh kaya objek wisata. Salah satu yang dituju adalah antai Tanjung Anyar di Dusun Tenggen, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura. Di Tanjung Anyar terdapat juga kampung nelayan yang dihuni sekitar 300 penduduk. Di sepanjang pantainyaterdapat pohon-pohon kelapa dan beberapa pohon besar berbagai jenis. Keindahan Pantai Tanjung Anyar akan lebih terasa pada senja menjelang matahari terbenam. Suguhan kesenian tradisional oleh penduduk dan sajian berbagai jenis ikan laut bakar melengkapi keindahan itu.
Tanggapan terhadap laporan:
Menurut pendapat saya, laporan tersebut sangat menarik karena isinya menceritakan tentang keadaan Pulau Bawean. Laporan tersebut dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya tentang Pulau Bawean. Apalagi laporan tersebut diceritakan dengan sangat menarik dan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Latihan:
Diperdengarkan, ditayangkan atau dibacakan laporan, siswa mendengarkan atau menyimak sambil mencatat hal-hal penting yang terdapat dalam laporan. Selanjutnya siswa mampu menanggapi laporan yang disampaikan dengan mengajukan pertanyaan atau pendapat.
Perjalanan Wisata ke Tangkuban Perahu
Beberapa hari yang lalu saya sempat berwisata ke Gunung Tangkuban Perahu. Sebelumnya, saya cari cari informasi tentang tempatwisata ini. Walaupun sewaktu di kelas VII dulu, saya bersama sama teman sekolah pernah mengunjungi tempat wisata ini, tetapi saya masih belum memahami lokasinya. Kemudian, saya mencari informasi melalui internet di Google, dan menemukan beberapa websiteyang cukup membantu saya.
Untuk menuju Gunung Tangkuban Perahu, saya melewatiBandung, saya piker menuju ke Bandung dari Bekasi sudah sangat mudah dengan adanya Tol Cipularang. Dari Bekasi ke Bandung hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. Begitu kami keluar tol langsung disambut dengan kemacetan. Di sini juga banyak penjual Peta Bandung dengan ukuran yang cukup besar dan harga lima belasribuan (setelah ditawar). Akan tapi, sayang peta ini tidak sampai ke objek wisata Tangkuban Perahu karena tempat tersebut berada di utara Bandung. Dari Bandung waktu sudah siang (kira kira pukul 12.00), maka kami tidak sempat jalan jalan di Kota Bandung dan langsung menuju objek wisata Tangkuban Perahu. Kami ke arah BandungUtara, Lembang dan naik terus menuju Gunung Tangkuban Perahu. Perjalanan cukup lancar karena jalannya cukup bagus. Kira kira 30 menit kami sudah sampai di Lembang. Di sini kami berhenti di Masjid Lembang untuk melaksanakan salat Dhuhur. Dari lembang ini perjalanan masih kira kira empat puluh menit untuk bisa sampai Gunung Tangkuban Perahu.Di sepanjang perjalanan banyak warung jagung bakar dan sate kelinci. Sayang kami tidak sempat mampir karena hampir sampai. Ada dua pintu masuk. Kami naik dari pintu atas dengan membayar Rp34.000 untuk satu mobil dan dua penumpang. Setelah pintu gerbang ini, ternyata masih sekitar 4 Km untuk sampai puncak Tangkuban Perahu. Jalanya tidak terlalu bagus sehingga harus hati hati. Ada beberapa lubang kecil sepanjang jalan ini yang harus dihindari. Ada tempat perhentian bus parkir karena tidak diperkenankan sampai puncak. Setelah itu kami bertemu dengan perhentian mobil mobil. Arah tersebut ternyata tempat masuk ke Kawah Domas. Kami tidak mampir karena ingin segera sampai puncak gunung Tangkuban Perahu.
Sesampainya di puncak Tangkuban Perahu, ternyata sudah cukup ramai dengan pengunjung. Parkiran mobil sudah hampir penuh. Ada beberapa tukang foto, dan penjual souvenir souvenir khas Tangkuban Perahu. Ada juga kuda yang bisa di sewa jika kita tidak ingin lelah jalan jalan.
Beruntung sesampainya di puncak cuaca cerah dan tidak berkabut, sehingga kami bisa menyaksikan kawah Tangkuban Perahu denganjelas (walaupun dalam jarak yang jauh, tidak boleh mendekat karena kawah masih aktif sehingga bisa mengeluarkan gas berbahaya.
Setelah puas berkeliling dan melihat pemandangan yang indah tersebut, kami melihat ada jalan setapak yang dilalui oleh para pengunjung yang ternyata jalan menurun tersebut mengarah ke arah Kawah Domas dengan jalan kaki. Kami penasaran dan akhirnya kami ikut turun menyusuri jalan tersebut untuk melihat dari dekat Kawah Domas. Di sepanjang perjalanan kami ditawari telur mentah yang bisa di rebus di Kawah Domas. Selain itu ada juga jasa pemandu perjalanan yang bias mengantar kita ke Kawah Domas dengan biaya 25 ribu (setelah ditawar dari 50 ribu). Perjalanan ke Kawah Domas memang sangat melelahkan, jalan menurundan agak licin. Jarak yang kira kira 1,2 Km terasa sangat jauh dan melelahkan,untunglah ada pemandu yang tidak henti hentinya bercerita tentang kawah Domas atau cerita tentang kondisi hutan di situ.
Sesampainya di Kawah Domas, kami melihat pemandangan yang menakjubkan.Meskipun terasa melelahkan, sungguh tidak siasia perjalanan kami. Karena di situ kami bisa melihat dari dekat aktifitas kawah, bahkan bisa merasakan panasnya kawah. Terdapat banyak kawah di antara bebatuan. Bau belerang cukup menyengat, tetapi setelah terbiasa tidak menjadi masalah. Ada banyak kawah di situ dengan air yang seperti air mendidih. Kami memilih kawah yang paling besar (diameter kurang lebih 2 meter) dan mengeluarkan telur mentah yang tadi kami beli. Telur dimasukkan dalam plastik dan diikat agar tidak jatuh ke dasar kawah.Setelah itu telur tersebut dimasukkan kawah dan diikatkan di bebatuan. Sambil menunggu telur masak, kami melihat pemandangan disitu dan sesekali merendam kaki di air kawah (tentu yang tidak terlalu panas).
Setelah puas menikmati indahnya Kawah Domas, kami segera kembali ke parkir mobil yang ada di puncak Tangkuban Perahu. Cuaca hujan rintik rintik, sehingga sepanjang perjalanan kembali ke parkiran mobil, kami kehujanan. Kami cukup panik karena berjalan di tengah hutan yang tidak ada tempat untuk berteduh dan turun hujan sehingga jalan yang menanjak itu menjadi licin. Untung hujan tidak terlalu deras sehingga kami bisa sampai parkiran mobil. Setelah salat, kami kembali ke Jakarta. Akhirnya kami sampai di rumah pukul 22.00 dengan selamat.
Sumber. www.laporan perjalanan wisata.com
PELATIHAN 1
Berikan tanggapanmu tentang laporan tersebut.
Gunakanlah bahasa yang baik dalam menanggapi laporan tersebut!
a. Menurut pendapat saya : ……………………………………………………………….......
b. Menurut pendapat saya : ………………………………………………………………….....
0 Response to "Menanggapi Laporan "
Post a Comment