Putri Retno Emas 5 (Tamat) Kajian Buku oleh Rusman Sutiasumarga


Cerita kesepuluh, ”Pengalaman Stella Da Rossa” Cerita ini terjadi di Korsika, Stella da Rossa, nama seekor kambing kepunyaan petani. Kambing jinak dan cerdas seperti manusia. Di samping kambing ada lagi seekor keledai bernama Fadsyada. Kedua ternak ini dianggap oleh yang empunya seperti bukan binatang ternak, tapi sudah merupakan sahabat-karib, yang dapat seia-seka_ta dalam suka dan duka keluarga. Pada suatu hari si Stella merasa longgar dari tambatannya, dan larilah ia dari tuannya, dalam pikirannya ingin naik ke atas gunung, di mana disangkanya banyak rumput-rumputnya yang lebih enak, ia ingin merdeka. Tapi pada saat ia lari, kebetulan terjadi kebakaran dan si Stella nyaris kena bencana. Akhirnya terpaksa ia kembali ke rumah tuannya, tidak ada tempat yang lebih baik daripada tuannya, demikian pikirnya.

Agak mengharukan pertemuan antara Stella yang susunya mulai bengkak karena tidak diperah dan rupanya sangat kesakltan, dengan tuannya, Nyonya majikannya yang telah lama menanti-nanti.
Setelah kejadian itu Stella dan Rolssa tidak pernah lagi lari. Cerita ini lukisan-lukisan suasananya baik sekali, kita teringat akan cara-cara Bjorentjerne Bjornson (Pengarang Norwegia 1832-1910) apabila melukiskan tentang kehidupan para petani di tanah-airnya.

Cerita kesebelas dan terakhir, berjudul ”Putri Reno Emas” judul ini sekaligus dipakai judul buku seluruhnya. Dimulai dengan kalimat-kalimat yang menarik: ”Sekarang terbanglah kita dibawa angin ke negeri serba hikayat. Ke negeri yang indah, tempat berkembang mawar dan tulip dengan mekarnya,tempat putri-putri molek membuat istana di waktu fajar menyingsing.

Dan memang membaca cerita ini,- kita segera ingat akan cerita-cerita seribu satu malam di mana sering dikisahkan tentang maha-raja-maharaja yang sangat berkuasa, tentang putri-putri cantik tak ada taranya,'tentang kesetiaan rajaputra yang menolong putri dengan tak ada bandingnya; tentang ”juru tenung” atau pandai sihir, sepandai tukang sihir masa Firau’un, tapi toh semua ini dapat dikalahkan oleh kesetiaan, kejujuran, keberanian. Putri Reno Emas, dicuri ahli-sihir dari utara, yang dapat mengubah dirinya dalam rupa binatang apa saja, binatang buas ataupun burung. Dibawalah Putri Reno Emas ke ujung utara, tapi segera disusul oleh raja-sinatria putra raja Arab, dan akhirnya, setelah mengalami berbagai-bagai kesukaran, terutama karena harus menghadapi ahli-sihir, yang telah terkenal pandai, hampir saja raja putra itu tak berhasil: pujaannya nyaris tak dapat diketemukan karena sudah dialih-rupa oleh sang juru tenung, menjadi serumpun bunga harum di tengah-tengah bermacam-macam bunga ditanah utara itu. Dan hanya kebaikan dan masih adanya rasa peri kemanusiaan dari istri si penenung dan anaknya, yang berbuat kebajikan kepada putra raja Arab, rahasia yang sulit itu dapat terbuka dan berakhirlah cerita dengan akhir bahagia (happy ending).
Putri Reno dapat dibebaskan dari malapetaka dan diantarkan kepada ayahnya raja Nadir Syah. Kemudian berbahagialah kedua putra raja setelah diuji ketabahan hatinya dalam memperjuangkan cita-cita. Mereka hidup berbahagia hingga turun-temurun.

1966.



0 Response to "Putri Retno Emas 5 (Tamat) Kajian Buku oleh Rusman Sutiasumarga"