Menanggapi Hal Menarik dari Kutipan Novel Remaja Terjemahan


Menanggapi Hal Menarik dari Kutipan Novel Remaja Terjemahan

Setelah menanggapi pembacaan kutipan novel terjemahan, kamu akan mampu: menentukan isi kutipan novel; mengemukakan hal-hal menarik dalam kutipan novel remaja terjemahan.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kini berbagai karya terjemahan dan karya asli dari negara lain mengalir ke Indonesia. Novel terjemahan juga bermunculan, bahkan dapat dengan mudah kamu temukan di berbagai toko buku. Pernahkah kamu membacanya? Adakah cerita dalam novel itu bermanfaat bagi hidupmu?
Dalam pembelajaran ini, kamu akan berlatih memahami isi sebuah novel terjemahan, menemukan hal yang menarik, dan melanjutkan cerita berdasarkan imajinasimu sendiri. Mintalah secara bergantian temanmu membacakan kutipan novel terjemahan berikut!

Matilda
Para orang tua ada anehnya: anak mereka sendiri, biar sudah keterlaluan, tetap
saja mereka anggap hebat. Ada pula orang tua yang lebih dari itu. Mereka begitu mengagumi anak mereka sampai yakin sendiri bahwa anak itu bermutu jenius. Semuanya itu masih bisa dimaklumi karena memang begitulah sifat manusia. Terkadang bisa dijumpai juga orang tua yang bersikap sebaliknya. Mereka ini sama sekali tidak peduli terhadap anak mereka. Hal ini tentu saja lebih buruk daripada para ayah dan ibu yang terlalu besar kasih sayangnya. Mr. dan Mrs. Wormwood tergolong ayah dan ibu jenis yang kedua yang tidak mengacuhkan anak-anak mereka. Anak mereka dua. Seorang anak laki-laki bernama Michael. Dia yang sulung. Adiknya bernama Matilda. Matilda oleh ayah dan ibunya tidak
dianggap sama sekali atau paling-paling dianggap seperti “ketombe” karena dianggap hanya mengganggu. Justru karena kepintarannya, dia dianggap pengganggu kesibukan mereka sebagai pedagang mobil yang sukses. Ketika berumur tiga tahun, Matilda sudah bisa membaca.b ”Daddy,” katanya pada ayahnya, “Bolehkah aku minta dibelikan buku?” ”Buku?” kata Mr. Wormwood dengan sebal. “Untuk apa?” ”Untuk dibaca, Daddy.””Apa kurangnya televisi?” tukas ayahnya. “Kita kan sudah punya televisi yang bagus. Sekarang minta buku lagi! Kau ini manja!” Pada hari-hari kerja, hampir setiap sore Matilda ditinggal seorang diri di rumah. Michael yang umurnya lima tahun lebih tua harus bersekolah. Ayahnya bekerja, sementara ibunya pergi bermain bingo, semacam permainan lotre di sebuah kota yang jauh dari rumahnya. Ketika ayahnya menolak membelikan buku, sorenya Matilda pergi berjalan kaki seorang diri ke perpustakaan umum di desanya. Sesampainya di sana ia memperkenalkan diri kepada Mrs. Phelps, wanita yang mengurus perpustakaan itu. Matilda bertanya apakah ia diperbolehkan duduk sebentar untuk membaca buku di situ. Mrs. Phelps agak terkejut melihat ada anak perempuan sekecil itu datang tanpa ditemani ayah ibunya. Akan tetapi, diizinkannya juga Matilda masuk. ”Di mana buku-buku untuk anakanak?” tanya Matilda dengan sopan. ”Di sebelah sana, pada rak-rak di sebelah bawah itu,” kata Mrs. Phelps memberitahu. “Kau mau kucarikan buku yang bagus yang banyak gambar-gambarnya?” ”Tidak, terima kasih,” jawab Matilda,“Saya bisa mencari sendiri.” Sejak hari itu setiap sore Matilda pergi ke perpustakaan, begitu ibunya sudah berangkat main bingo lagi. Berjalan kaki dari rumah ke perpustakaan hanya makan waktu sepuluh menit. Jadi, ada waktu dua jam baginya untuk duduk dengan asyik di sebuah sudut yang nyaman, membaca buku demi buku. Ketika semua buku anak-anak sudah dibacanya, ia mulai berkeliaran mencari buku bacaan yang lain. Mrs. Phelps yang memperhatikan anak itu dengan perasaan takjub selama beberapa minggu yang sudah lewat kini datang menghampirinya. “Barangkali aku bisa membantu,
Matilda?” katanya. ”Buku apa lagi yang bisa saya baca, ya?” kata Matilda. “Buku-buku untuk anak-anak, semuanya sudah.” ”Maksudmu, kau sudah melihat gambarnya?” “Ya, tapi juga membacanya.” Mrs. Phelps memandang Matilda yang jauh lebih kecil darinya, sementara Matilda mendongak menatapnya. ”Menurut saya, buku-buku itu ada yang jelek sekali ceritanya,” kata Matilda, ‘Tapi yang lain-lain bagus. ‘Saya paling suka Taman Rahasia. Ceritanya penuh misteri. Misteri kamar di balik pintu yang selalu tertutup, dan misteri kebun di balik tembok besar.Mrs. Phelps tercengang mendengarnya. ”Berapa tepatnya umurmu sekarang, Matilda?” tanyanya.” Empat tahun tiga bulan,” jawab Matilda.Mrs. Phelps semakin tercengang. Tapi ia tidak menampakkannya. “Buku macam apa yang ingin kau baca sekarang?” tanya wanita pengurus perpustakaan itu. ”Buku yang benar-benar bagus yang dibaca orang dewasa,” jawab Matilda. “Buku yang terkenal. Tentang judulnya, satu pun tidak ada yang saya ketahui.”
Anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Crunchem Hall sekitar 250 orang. Kepala sekolahnya seorang wanita setengah umur bertubuh tinggi besar. Namunya Miss Trunchbull. Matilda tentu saja dimasukkan di kelas paling rendah bersama delapan belas murid lelaki dan perempuan. Guru mereka bernama Miss Honey. Nama lengkapnya Jennifer Honey, la pendiam, tidak pernah berbicara dengan suara keras. Dia juga jarang tersenyum. Tapi sudah jelas ia dikarunia kelebihan yang langka, yaitu selalu dipuja setiap anak kecil yang menjadi muridnya. Wajah Miss Honey memancarkan kehangatan apabila berbicara dengan murid-muridnya Kalau Miss Trunchbull, kepala sekolah, orangnya lain lagi. .. . baik guru maupun murid takut terhadap dirinya. Pada awal pelajaran, Miss Honey membagikan buku-buku baru kepada muridnya. Kemudian, ia menyampaikan bahwa sampai akhir minggu ini diharapkan muridnya hafal perkalian dengan dua. Dan dalam satu tahun diharapkan sudah hafal semua perkalian.”Itu akan besar sekali manfaatnya. Nah, sekarang siapa yang kebetulan sudah tahu perkalian dengan dua? Matilda mengacungkan tangannya ke atas. Dia satu-satunya yangmelakukannya. Miss Honey memperhatikan gadis cilik berambut hitam dan berwajah serius itu. “Bagus,” kata Miss Honey.“ “Berdirilah dan sebutkan perkalian dengan dua sejauh yang kau bisa.” Matilda berdiri lalu mulai menyebutkan urutan perkalian dengan dua. Ketika sudah sampai pada dua kali dua belas, ia tidak berhenti. la terus saja dengan menyebutkan dua kali tiga belas dan seterusnya. ”Stop!” kata Miss Honey. Selama itu ia mendengarkan dengan perasaan agak kagum. Kini ia mengatakan,
“Kau bisa sampai berapa?” ”Sampai berapa?” balas Matilda.   “Wah, saya tidak tahu pasti, Miss Honey. Rasanya saya bisa sampai jauh sekali.” Miss Honey memerlukan waktu untuk memahami makna jawaban yang luar biasa itu. “Maksudmu,” katanya, “kau bias mengatakan berapa dua kali dua puluh delapan?” ”Ya, Miss Honey.”

Sumber: Matilda, Karya Roald Dahl

  • Menceritakan Isi Kutipan Novel
  • Setelah kamu mendengarkan pembacaan kutipan novel di atas, tentu kamu sudah memahami isinya. Bagaimana ceritanya, menarik bukan? Nah, dalam pembelajaran ini, kamu akan berlatih menceritakan isi kutipan novel yang baru saja dibaca oleh temanmu. Sebelum kamu menceritakan isi kutipan novel tersebut, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu kesesuaian unsur pembangun . 

Latihan 

Analisalah unsur pembangun cerita kutipan novel terjemahan di atas!

  • Bagian-bagian alur
  • Karakter Tokoh
  • Matilda
  • Mr. dan Mrs. Wormwood
  • Miss. Honey
  • ô€‚„Miss Trunchbull
  • Latar tempat
  • Latar waktu


  • Ceritakan kembali isi kutipan novel terjemahan di atas di depan kelas dengan berpedoman pada unsur pembangun cerita yang sudah kamu tentukan!
  • Mengemukakan Hal-Hal Menarik dalam Kulipan Novel

Banyak hal menarik yang dapat dipetik dalam sebuah karya sastra, termasuk novel terjemahan. Melalui cerita yang disampaikan, kamu dapat memetik nilai kehidupan yang ada di dalamnya. Nilai kehidupan yang tercermin di dalamnya tentu dapat kamu terapkan dalam kehidupan yang nyata. Singkatnya, semakin banyak kamu membaca dan meneladani nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam berbagai karya sastra, semakin luas pula cakrawalamu.
Untuk mengungkapkan hal-hal yang menarik dalam kutipan novel terjemahan Matilda di atas, jawablah latihan-latihan berikut!

  1. Tokoh siapa sajakah yang kamu anggap menarik dalam kutipan novel Matilda di atas? Dalam hal apa kemenarikan tokoh tersebut? Jelaskan!
  2. Tulislah adegan penting dalam cerita di atas yang kamu anggap paling menarik! Jelaskan alasanmu!
  3. Bagaimanakah pandangan orang tua Matilda tentang pendidikan? Jelaskan alasanmu!

Karena sifat sastra yang subjektif, dua orang yang telah membaca novel yang sama, besar kemungkinan akan mendapatkan kesan yang berbeda, termasuk hal-hal yang menarik yang ditemukan pembaca. Menurut seorang pembaca, bagian yang menarik adalah suatu hal tertentu. Sementara itu, menurut pembaca lainnya bagian yang menarik bisa berbeda dan bisa pula sama. Hal itu bergantung kepada pengalaman masing-masing pembaca. Nah, yang terpenting dalam hal ini adalah pengemukaan alasan mengapa hal itu menarik bagi pembaca.
Untuk mendukung kegiatan itu, aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel adalah mengenali tanggapan terhadap novel remaja, dan menyusun tanggapan terhadap novel remaja.

  • Mengenali Tanggapan terhadap Novel Remaja

Berikut ini disajikan contoh tanggapan terhadap pembacaan novel remaja. Bacalah dengan saksama tanggapan tersebut! Setelah itu, berusahalah untuk dapat membaca langsung novel Joanne Kathleen Rowling Harry Potter dan Batu Bertuah. Bandingkan tanggapan yang kamu baca dengan isi novelnya! Diskusikan hasil pembandinganmu tersebut dengan teman lainnya untuk mengetahui isi tanggapan terhadap novel yang baik! Setelah itu, susunlah tanggapan sebagaimana contoh yang kamu baca! Tanggapan boleh kamu lakukan pada novel Harry Potter jilid yang lain, atau pada novel remaja yang lain. Selamat membaca!


Kutipan 
Saya tertarik pada novel fantasi karya Joane Katleen Rowling, Harry Potter dan Batu Bertuah, karena “heboh”-nya. Bayangkan, menurut situs Amazon.com. 400-ribuan lebih penggila petualangan Harry Potter, pada awal Juli 2000 lalu, antre mendaftarkan diri untuk memesan serial keempat berjudul Harry Potter and the Goblet of Fire. Lalu, menurut Kompas, 1 Agustus 2000, cetakan serial keempat itu sudah mencapai 5,3 juta eksemplar dan sebanyak 1,8 juta di antaranya sudah dipesan sebelum buku itu terbit.
Tak cuma berhenti di situ, novel Harry Potter dan Batu Bertuah, merebut berbagai penghargaan, antara lain, Gold Award Winner dari Smarties Book Prize, National Book Award, dan Children’s Book Award. Lewat kreasi karyanya itu, Rowling juga memperoleh penghargaan prestisius seperti Scottish Arts Council Award dan American Bookseler Book Award, serta penghargaan sebagai buku anak-anak terlaris sepanjang tahun di Inggris (British Book Awards Children’s Book of the Year).
Saya waktu itu memang menikmati pelbagai “heboh” yang diakibatkan oleh “sihir” Rowling. Ketika mendengar semua itu, timbul keraguan saya, apakah kehebatan Rowling dapat dipindahkan ke dunia teks bahasa Indonesia? Apakah suasana mencekam, nama-nama ganjil yang sulit dieja oleh lidah Indonesia (misalnya, Albus Dumbledore, Profesor Quirell, Griffindor, Hufflepuff, dan Remembrall), dan setting cerita mampu menyamankan pembaca berbahasa Indonesia? Saya waktu itu ragu. Ternyata keraguan saya hilang secara cepat begitu saya mencoba mengakrabi bab pertama novel Harry Potter dan Batu Bertuah.
Pada saat awal memang dipusingkan oleh nama paman dan bibi Harry Potter, Mr. dan Mrs. Dursley, serta anak mereka Duadly. Namun, coba perhatikan permainan kata “durslay” dan “dudley”. Menarik bukan? Dan pelukisan karakter keluarga Dursley begitu kaya dan lucu karena kehidupan mereka, sebagai para Muggle (sebutan untuk makhluk manusia yang tidak memiliki kekuatan sihir) berada di dua dunia. Hanya pada bab inilah, Rowling mengajak para pembaca untuk memasuki dua dunia secara bersamaan. Selebihnya, bab 2 hingga 17, cerita didominasi oleh dunia sihir. Saya hitung ada sekitar sebelas karakter yang diciptakan oleh Rowling di awal bab ini. Hampir semua karakter di awal ini dibalut misteri.
Gaya pelukisan Rowling memang membuat penasaran. Sebagian karakter harus dibuka lebar-lebar, tetapi sebagian karakter yang lain harus dilacak secara urut pada bab-bab berikutnya. Misalnya, nama tokoh jahat Voldemort, yang membuat siapa saja yang mengucapkannya merasa takut, termasuk sang tokoh utama sendiri (Harry Potter) dibuka secara perlahan dan menegangkan. Menurut saya, Rowling memang memiliki kekuatan ”sihir” . kekuatan sihir Rowling tidak terletak pada kemampuannya menjulingkan mata atau menghilangkan pesawat terbang, tetapi dalam hal menata teks. Pembaca diperkaya dengan dunia baru yang menyeramkan sekaligus menakjubkan. Dalam membawa pembaca ke dunia khayal ini, secara halus, Rowling menghamburkan teks-teks yang membuat pembacanya tidak kaget. Misalnya, suatu hari, Harry Potter bermimpi naik sepeda motor yang dapat terbang dan mimpinya itu disampaikannya kepada pamannya. Pamannya langsung terbelalak lalu memberikan tanggapan serius, tetapi pembaca tentu menganggap itu wajar, biasa, kerena sepeda motor terbang itu terjadi pada dunia mimpi.
Saya sangat setuju apabila ada seorang pengamat yang menyatakan bahwa “kelebihan Rowling terletak pada kemampuannya membuat anak-anak, bahkan orang dewasa, mengidentifikasi diri dengan Potter”. Saya merasakan itu. Setelah membaca habis serial pertama ini, saya lalu merasa punya conscience (hati nurani) dan imajinasi, dua dari empat kemampuan hebat manusia (dua lainnya: independent will dan self awareness yang oleh Stephen Covey disebut sebagai “kompas moral”.
Keempat potensi batin itu pernah muncul secara hebat di dalam diri saya (saat masih beranjak remaja), saat saya dulu membaca, misalnya serial legendaries Bende Mataram dan Nogososro Sabuk Inten yang alur ceritanya sungguh mengasyikkan. Saya sungguh berharap, Harry Potter dan Batu Bertuah dapat menggairahkan budaya baca masyarakat Indonesia sebagaimana budaya tersebut di Barat akibat kekuatan “sihir” J.K. Rowling Hernowo, 2003:183—188
155
Diskusikan dengan temanmu isi tanggapan terhadap novel remaja dan novel pada umumnya tersebut! Untuk memandu diskusimu, gunakan panduan berikut!

  1. Tulislah kelebihan dan kelemahan novel yang diulas pada contoh!
  2. Hal apa saja yang disoroti pengulas novel untuk dijadikan titik kelemahan/
  3. kelebihannya?
  4. Tulislah contoh kalimat yang berisi tanggapan terhadap novel yang terdapat pada kedua ulasan tersebut.

Menyusun Tanggapan terhadap Novel Remaja

Bacalah novel remaja yang ada di perpustakaan sekolahmu! Jika tidak tersedia, kamu dapat meminjam di berbagai perpustakaan umum yang ada di daerahmu! Buatlah ulasan novel terjemahan dengan langkah berikut!

  1. Bacalah novel secara utuh!
  2. Bacalah bagian pengantar novel dan biografi pengarangnya yang biasanya ada di halaman belakang/halaman depan novel!
  3. Ringkaslah isi novel atau kutip lengkap sebagian dialog atau deskripsi yang
  4. menarik!
  5. Tulislah kelemahan dan kelebihan novel ditinjau dari kemenarikan/keunikan tema, gaya penceritaan, gaya bahasa, kemenarikan latar cerita, keunikan tokoh, atau bagian novel yang lain!
  6. Tulislah manfaat novel bagi pembaca!
  7. Tulislah tanggapan terhadap novel tersebut dengan mengisi tabel berikut!


Keterangan:

  1. Keunikan tema
  2. Gaya Bahasa
  3. Gaya Bercerita
  4. Tokoh
  5. Latar

Ikutilah panduan tersebut untuk mengumpulkan bahan dalam rangka menyusun tanggapan terhadap novel remaja! Setelah kamu tuliskan pada buku tugas, tulislah tanggapanmu secara utuh untuk novel remaja yang kamu baca atau kamu dengarkan!
Selanjutnya, dengan mendasarkan pada lima kriteria di depan, berikut diberikan contoh sederhana komentar terhadap novel remaja yang berjudul Philo Phobia: Cerita Cinta dari Orang yang Tidak Percaya Cinta yang ditulis oleh Tessa Intanya yang diterbitkan oleh Gagas Media, tahun 2006. Novel Philo Phobia ini sebagaimana novel remaja yang lain, tentang kisah cinta dua orang sahabat. Kisah seperti ini sering terjadi dan sering juga ditulis oleh pengarang. Akan tetapi, hal baru dalam penyampaian cerita terjadi pada penggunaan bahasa yang lincah, sangat berani melanggar kaidah umum, yaitu padat penggunaan bahasa gaul dan kutipan bahasa Inggris.
Dari bahasa yang digunakan juga mencerminkan pribadi yang tidak manja, tetapi juga santun. Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam novel ini sangat dekat dengan karakter remaja masa kini. Pergolakan psikologi remaja menjadi kentara ketika konflik yang melingkupi cerita disajikan secara lancar, meski terkesan datar. Kehidupan anak kampus yang diceritakan dalam novel ini menjadi bagian yang saling bersinergi dalam membangun kekuatan cerita. Kehidupan remaja dan lingkungan pergaulan mahasiswa, menjadikan novel ini layak mendapat tempat di hati remaja.


0 Response to "Menanggapi Hal Menarik dari Kutipan Novel Remaja Terjemahan"