Ketika Madinah Paceklik
KISAH INDAH ini terjadi pada masa pemerintahan khalifah abu bakar ash shiddiq,sebagaimana dikisahkan oleh ibnu abbas.
Kala itu,kota madinah mengalami paceklik. Hujan cukup lama tidak turun. Pepohonan layu tanpa buah. Bahan makanan sangat langka. Pasar sepi. Sebagian orang mulai kelaparan. Tatkala paceklik sampai pada puncaknya, orang-orang mendatangi khalifah abu bakar. Mereka mengadukan penderitaan mereka,
“wahai khalifah penerus Rasulullah saw., langit tidak menurunkan hujan,bumi tidak menumbuhkan bahan makanan, manusia sedang menuju kebinasaan. Jalan keluar apa yang engkau berikan?”
Khalifah abu bakar menjawab,
“tenanglah, bersabarlah, dan kembalilah kalian ke rumah kalian masing-masing. Utsman bin affan memiliki kafilah dagangan yang sedang dating dari Syam dan besok,insya allah akan sampai di Madinah.”
Benar apa yang dikatakan Khalifah Abu Bakar. Keesokan harinya kafilah dagangan Utsman bin Affan sampai. Kafilah itu terdiri atas seribu onta yang membawa bahan makanan yang melimpah ruah. Gandum, minyak zaitun, zabib, dan lain sebagainya. Semuanya langsung ditata di dalam gudang milik Utsman bin Affan. Penduduk Madinah menyambutnya dengan hati gembira.
Para pedagang dan tengkulak langsung menyerbu Utsman.
“apa yang kalian ingingkan?” Tanya Utsman.
“kamu pasti tahu apa yang kami inginkan. Juallah barang dagangan yang kau bawa dari Syam itu kepada kami. Kamu tentu tahu orang-orang sangat memerlukannya,”jawab seorang pedagang mewakili teman-temannya.
“dengan senang hati. Berapa keuntungan yang akan kau berikan kepadaku?” Tanya Utsman.
“ya dua atau tiga dirham,” jawab para pedagang.
“bisakah kalian menambahnya?”
“baik,empat dirham,bagaimana?”
“bisakah ditambah lagi?”
“lima dirham!”
“ah masih kurang,bisa ditambah lagi?”desak Utsman bin Affan.
“di Madinah ini tidak ada pedagang selain kami. Dan kamilah orang yang pertama dating kepadamu, tak ada yang mendahului kami. Siapa yang akan memberikan keuntunganyang lebih besar dari kami?!” kata seorang pedagang dengan nada jengkel.
Utsman menjawab dengan tenang,
“Allah swt. Memberiku keuntungan sepuluh dirham untuk setiap satu dirham. Apakah kalian berani lebih dari sepuluh dirham?”
“tidak!!!” jawab para pedagang spontan.
“kalau begitu, saksikanlah, aku bersaksi kepada Allah bahwa aku menyedekahkan semua barang dagangan dan makanan yang aku bawa dari syam kepada seluruh fakir miskin dan penduduk Madinah yang membutuhkan. Ini semua akun sedekahkan karena Allah swt. Semata,“ ucap Utsman mantap.
Para pedagang itu pun menundukan kepala dengan mata berkaca-kaca. Mereka semua terharu atas kedermawanan sahabat Nabi, Utsman bin Affan ra.
Kemudian Utsman membagi-bagikan makanan dan barang dagangan yang diangkut seribu onta itu kepada penduduk Madinah. Dan semuanya mendapatkan bagian yang mencukupi untuk makan anggota keluarganya.
Madinah pun terlepas derita kelaparan. Semua penduduk Madinah kembali segar dan cerah. Kala azan berkumandang dari masjid Nabawi, penduduk Madinah berbondong-bondong ke masjid dengan penuh rasa syukur. Mereka bisa shalat dengan penuh khusyuk tanpa mengeluh perut lapar. Dan apa yanmg dilakukan Utsman ditulis oleh sejarah dengan tinta emas yang harum aromanya. Utsman lebih mencintai apa yang dijanjikan Allah Swt. Daripada keuntungan duniawi yang hanya sementara.
0 Response to "Ketika Madinah Paceklik - Kisah Kedermawanan Usman bin Affan ra"
Post a Comment