Meneladani Sayidina Abu Bakar As-Shiddiq



Meneladani Sayidina Abu Bakar As-Shiddiq

Menyambut kedatangan bulan Jumadil Akhir yaitu bulan ke 6 dari Kalander Hijriah, yaitu Muharam, Safar, Robiul Awal, Robiul Akhir, Jumadil Awal dan Jumadil Akhir. Maka kita akan mengenang tentang salah satu sahabat Nabi SAW yang meninggal pada hari Senin tepatnya pada tanggal 21 Jumadil Akhir 13 H. 
Menerangkan dan meneladani beliau secara utuh merupakan hal yang sulit apalagi dilakukan bukan ahlinya untuk itu saya hanya akan menyajikan beberapa saja karena mengupas biografi beliau tidak akan selesai dengan waktu yang sedikit. Bagaimana tidak beliau adalah salah satu sahabat yang selalu mengikuti apa yang Rasul SAW jalankan. Beliau merupakan salah satu dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Beliau merupakan sahabat sekaligus mertua Nabi SAW.
Nama beliau sebenarnya adalah Abdullah bin Utsnab at-Taimi, namun beliau lebih populer dengan nama Abu Bakar karena beliau amat gemar membiak unta. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi SAW pada kakenya Murrah bin ka’ab bin Luai. Begitu juga nasab ibunya Ummu Al-Khair binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im.
Beliau merupakan sahabat yang paling dicintai Nabi SAW, karena beliau yang paling sering menemani Nabi SAW. Beliau merupakan orang yang meninggalkan khomar pada masa jahiliyah, dengan alasan untuk menjaga dan memalihara kehormatannya (Tarikh al khualafa, hal 32). Beliau merupakan orang yang pertama kali masuk islam dari golongan lelaki dewasa. Sedangkan dari golongan wanita Siti Khodijah, dari golongan anak-anak ada sayidina Ali sementara dari golongan budak adalah Zai bin Haritsah.
Keislaman beliau membawa dampak besar karena setelah beliau masuk Islam banyak tokoh-tokoh besar mengikuti jejak beliau seperti Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu anhum.

1.    Beliau sangat percaya kepada Nabi tanpa ada sedikitpun keraguan

Hal ini yang patut kita teladani dari beliau bahwa beliau tidak pernah sedikitpun meragukan perakataan dan tindakan Nabi SAW. Beliau dijuluki Asshidiq (Terpercaya).
Kita simak peristiwa yang terjadi setelah Isra dan Mi’raj Nabi SAW di  bawah ini :

Di suatu pagi nabi SAW baru setelah pulang dari isra m’raj bertemu dengan orang yang sangat cerdas, rajin mengaji terus kepada Nabi, Hafal hadis-hadis Nabi, ada wahyu dihafal, orang alim, kyai besar klo di sni mah yaitu Abu Jahal, seorang yang tidak pernah terlewat majelsi Nabi SAW bahkan ketika beliau pergi jauh maka beliau mengirim orang untuk hadir dalam majelis Nabi SAW, tetapi lmunya yang banyaktidak manfaat karena apa hatinya tidak tertata, ada benci kepada Nabi SAW. Ikut majelis nabi bukan untuk menuntut ilmu pi untuk koreksi gurunya, cari kesalahan Nabi SAW....
(maka kalo ada murid zaman sekarang kerjaannya ngoreksi ucapan gurunya maka Abu Jahal) padahal dalam kitab talim mutalim bila seorang guru mnegucapkan kalimat yang sama bahkan sudah seribu kali makan seakan akan kita baru mendengarnya, tazimnya kepada guru)

Nah pagi itu Abu Jahal seperti biasa kalo bertemu nabi selalu bertanya
Ada wahyu baru ga? Karena nabi SAW guru sejati meskipun beliau tau kalau Abu Jahla selalu mengejek lalu pergi, pi nabi SAW berhusnuzon jangan2 Abu Jahal Mau tobat, apalagi tanya ilmu....
Nabi menjawab “ aku baru saja diperjalankan Allah dri masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu nai ke langit ke tujuh dan mendapatkan wahyu sholat,
Abu jahal bertanya kapan kamu pergi? Tadi Malam, kapan kamu pulang? Tadi malam, bengong abu jahal karena aslinya abu jahal orang percaya dg nabi Muhammad SAW. Setelah itu sadar bahwa wah Muhammad akan hancur
(maka beda pandangan ahli surga dengan ahli neraka)

Setelah itu pergi jalan ja tanpa pamit, dan berpikir mencari orang yang akan dia kabari berita itu...nah Abu Bakar

Datang kepada Abu bakar dengan tergopoh-gopoh ke rumah Abu Bakar, mengetuk pintu sambil berteriak Abu Bakar, Abu Bakar, Abu Bakar....
Rupanya sayidina Abu Bakar langsung terburu-buru langsung buka pintu dan mempersilahkan duduk
Ya Abu Bakar ada cerita istimewa untukmu, pi sebelumnya aku bertanya, kamu kan pegadang besar, klo kamu ke palestina dari mekah, jawa timur jawa barat butuh berapa hari ? ya biasanya 40 hari 40 malam....nah itu benar . nah ni akhir zaman ada orang ngaku dari mekah ke madinah Cuma satu malam... bu bakar menjawab : masa, ya ga ada. Siapa itu ornag yang kamu agung-agungkan Muhammad ...oh kalo orang itu lain. Padahal sebenarnya Abu Bakar juga ragu-ragu maka langsung bertanya ke tempat Rasulullah.

Ya Rasulullah...aku mendapat kabar dri Abu Jahal dari mekah ke Palestina, bukan Cuma itu bahkan sampai ke langit ke tujuh. Ya rasulullah jangankan itru lebih dari itu saya percaya..maka Abu Bakar digelari Assidiq...

وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ٣٣
33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa
Dari kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran yaitu
1.     Kita jangan pernah meragukan apa saja yang telah digariskan oleh agama islam percaya saja bahwa setiap hukum yang ditentukan oleh Allah SWT akan membawa kebaikan buat kita. Misalnya saja puasa mengajarkan kita akan mengendalikan makanan kita aga perut kita sehat, puasa juga mengajarkan kita untuk lebih merasakan yang dirasakan orang miskin yaitu lapar sehingga menimbulkan sikap sosial kita sesam muslim.

   ini pelajaran besar dari sayidina Abu Bakar, persahabatan diutamakan jangan mpe telingannya bolong. Heeeee. Mka pemjaga pengdengaran itu penting. Jangan mudah mudah diadu domba...maka klo dalam dunia pendekar, bila ada pendekar seperti itu disebutnya pendekar belum matang. Belum waktunya jadi pendekar

2.     Orang yang Sangat Dermawan dan Hartanya sangat bermanfaat bagi Rosululah
Sebenarnya banyak sahabat Nabi SAW yang dermawan selain Abu Bakar AsShidiq namun harta yang beliau  infakan lebih banyak membawa manfaat. Karena beliau menginfakan diwaktu yang sangat tepat dan tanpa mengharapkan balasan dari Rasul SAW :

a.    Di saat perang tabuk sahabat banyak memberikan hartanya namun hanya Abu Bakar yang memberikan seluruh hartanya.hal ini membuat Rosulullah heran, lalu Rosulullah SAW bertanya “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu Wahai Abu Bakar?” lalu Abu Bakar menjawab “Aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rosulnya”.

b.    Beliau sering membebaskan budak-budak lemah. Abdullah bin Zubair ra. berkata," Abu Bakar sering membeli budak-budak yang lemah kemudian memerdekakannya." Suatu ketika. ayah beliau, Abu Quhafah, berkata kepadanya," Jika budak-budak itu engkau bebaskan, aku berpendapat sebaiknya engkau memilih yang bertubuh kuat, sehingga mereka dapat membantumu suatu saat apabila engkau membutuhkannya." Abu Bakar ra. menjawab," Aku tidak memerdekakan mereka untuk kepentinganku. Kulakukan semua itu semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT."
Pahala yang Allah SWT berikan karena menolong yang lemah adalah jauh lebih besar daripada menolong yang kuat. Hadits lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada orang yang membantuku dengan kebaikan tanpa balasan dariku untuknya, kecuali Abu Bakar. Sesungguhnya ia telah membantuku, sehingga Allah SWT sendiri yang membalasnya pada hari Mahsyar. Dan tidak ada harta seseorang yang demikian berfaedah bagiku melebihi harta Abu Bakar."

Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah diatas adalah
1.     Menginfakan harta harus semata-mata karena Allah,jangan sampai kita cari hal lain karena itu dapat mengurangi nilai pahala itu sendiri. Misalnya saja ria maka habislah pahala kita.
2.    Menginfakan dengan tepat sasaran kepada yang lebih membutuhkan misalnya saja disekeliling kita ada masjid dan disebelah kita ada orang yang kelaparan. Maka dahulukan orang tersebut.


3.     Abu Bakar AsShidiq sangat mencintai Rasul SAW

Abu Bakar As Shiddiq adalh orang yang sangat mencintai Nabi SAW, oleh karenanya beliu juga amat dicintai Nabi SAW. Dalm setiap kesempatan beliau selalu bersama Nabi SAW dan berusaha melindungi Nabi SAW serta berusaha melakukan apa saja yang nabi perbuat.

        Berhijrah ke Madinah
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40)
Abu Bakar As Shiddiq dan keluarganya termasuk orang yang berjasa besar dalam perjalanan yang mulia ini. Beliau sengaja tidak ikut hijrah bersama sahabat lain karena ingin menemani Nabi SAW. Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh untuk istirahat. Pembantunya Abu Bakar yaitu Amir bin Fuhaira tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakr’, memerah susu dan menyiapkan daging. Apabila Abdullah b. Abi Bakr kembali dari tempat mereka bersembunyi di gua itu, datang ‘Amir mengikutinya dengan kambingnya guna menghapus jejaknya. Anak beliau Abdullah setiap hari berada di tengah-tengah Quraisy untuk memantau perkembangan yang terjadi untuk disampikan pada Nabi SAW pada malam hari sedangkan Asma yang bertugas membawakan makan untuk mereka
          Sebelum memasuki gua Abu Bakar meminta Nabi SAW menunggu di luar dan Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan keadaan gua aman. sampai Abu Bakar disengat kalajengking namun beliau menutupinya dari Nabi sampai Nabi mengetahui hal tersebut dan mengobati dengan air liur belia SAW.
Dari kisah ketiga ini kita dapat mengabil pelajaran bahwa kita harus mencintai Nabi SAW layaknya cinta yang seorang dengan kekasihnya yang rela mengorbankan dirinya untuk yang dicintainya.  Karena seorang akan dibangkitkan bersama yang dicintainya. Nah bagimana cara kita mencintai Nabi SAW sedangkan kita tidak pernah bertemu Nabi SAW. Ya kita ikuti apa yang sudah ajarakan oleh orang tua kita, guru-guru kita karena dari mereka kita dapat mengetahui bagaimana Nabi SAW. Paa ulama kita mengerti betul cara mencintai Nabi karena mereka benar mencintai Nabi SAW dengan kecintaan yang sangat mendalam.

خبري
(Berilah Kabar Padaku)

خبّري خبّري خبّري يا نسيمى عن مغرام شذي والهان

Berilah kabar kepadaku,wahai angin sepoi-sepoi,
aku tergila-gila,aku sangat rindu dan bingung

عا شق اه عاشق عا شق الأنوار
Oh rindu,rindu kepada cahaya

أنت عنّي تشتكي والحالي كلّ اللّيل سهران
Engkau perintahkan aku mengadu kepadanya,
lihatlah keadaanku,sepanjang malam aku begadang

كي ارأ المختار كي ارأ المختار
Agar aku dapat memandang Nabi al-Mukhtar(nabi pilihan)

من يّلمني في غرامي طا لما عاشق جمالك
Barang siapa,menghina penyakitku,
sungguh sangat terlambat karena kerinduanku pada kebaikan kekasihku sudah lama

يامكرّم يا ممجّد يا مؤيّد بالشّفاعة
Wahai manusia yang dimuliakan,
diagungkan,dikuatkan dengan syafa’at

هاأنا أنالها
Berilah itu kepadaku



0 Response to "Meneladani Sayidina Abu Bakar As-Shiddiq"